Tips Pemberian ASI yang Baik dan Benar
Tips Pemberian ASI yang baik dan Benar - Tahun pertama dari kehidupan bayi merupakan sangat penting dan bermakna. Saat inilah ikatan antara ibu dan bayinya terjalin kuat. Seringkali para ibu yang baru pertama kali mengalami banyak tantangan dalam merawat bayi mereka seperti dalam pemberian ASI. Berikan ASI segera setelah bayi lahir. Mintalah pada dokter atau bidan anda untuk melakukan inisiasi menyusui dini (IMD) dan mengajarkan untuk menyusui denga benar. Dalam artikel kali ini akan dijelaskan cara memberikan ASI pada si buah hati dengan baik dan benar :
- Cara menghisap, mulut bayi sebaiknya masuk sampai ke daerah puting dan aerola agar lebih efektif dan puting susu tidak lecet. Refleks menghisap bayi paling kuat merangsang produksi ASI;
- Posisi ibu harus menyenangkan baik berbaring maupun duduk, Posisi yang benar adalah badan bayi sejajar dengan payudara, badan bayi menempel pada dada ibu dan dagu bayi menempel pada payudara ibu. Dorong bayi anda untuk membuka mulut dengan lebar dan puting susu dan aerola masuk seluruhnya dalam mulut bayi;
- Keadaan ibu waktu menyusui harus santai dan rileks agar ASI keluar banyak, ajak bayi berbicara dan lakukan kontak mata dengan bayi anda. Komunikasi juga penting sebagaimana halnya menyusui itu sendiri;
- Jangan memberikan makanan apapun sebelum ASI keluar, misalnya madu, air kelapa, air tajin, dsb.
- Berikan Kolostrum, yaitu ASI yang kental dan berwarna kekuning-kuningan yang keluar pada hari-hari pertama menyusui. Kolostrum mengandung zat gizi dan kekebalan yang tinggi;
- Berikan hanya ASI saja selama 4 - 5 bulan pertama karena ini merupakan periode usia emas anak, ASI saja sudah cukup untuk kebutuhan dan perkembangan bayi. Berikan sesering mungkin termasuk pada malam hari;
- Gunakan kedua payudara secara bergantian pada setiap kali menyusui;
- Lakukan perawatan payudara dengan membersihkan dan pijat payudara untuk merangsang produksi ASI;
- Makan makanan yang bernutrisi tinggi dan banyak minum air putih;
- Cukup istirahat dan hindari stress.
0 komentar:
Posting Komentar